Ramadhan 1442 H

April 4, 2021 § Leave a comment

Apa persiapan kita untuk Ramadhan tahun ini? Apakah ia hanya menjadi rutinitas tahunan yang hanya lewat saja? Menjadi euforia semata sebagai bulan istimewa? Yang tentunya memang ia adalah bulan istimewa dibanding bulan bulan lainnya. Lewat tulisan ini, saya ingin berbagi tentang insight ceramah yang saya dengar.

Kalau diibaratkan, Ramadahan adalah training center dari dua belas bulan yang kita lalui. Dalam training center tersebut, berbagai hal yang tadinya halal menjadi haram untuk dilakukan. Makan, minum, hubungan suami istri, dan berbagai hal lainnya. Secara umum, telah terjadi pengondisian secara masif yang seharusnya akan membantu kita untuk menunaikan kewajiban selama sebulan.

Selama sebulan itu, Ramadhan mendorong dan mengharuskan kita untuk menggeser dari sebelas bulan sebelumnya yang lebih memuaskan unsur bumi (jasad) dengan berbagai makanan, minuman, tontonan, dan hal lain sebagainya untuk kemudian menggesernya dengan memuaskan unsur langit (ruh) dengan diberikan berbagai suplemen berupa pengendalian diri dalam makan dan minum, emosi, dan kesucian diri melalui berbagai medium ibadah.  

Kembali kepada hal mendasar dari puasa, apakah tujuan akhir berpuasa? Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al Baqoroh ayat 183, “… agar kamu sekalian bertakwa”. Apa itu takwa? Bagaimana mengukurnya? Apakah takwa selalu diidentikkan dengan seberapa banyak kita membaca AlQuran dalam sebulan? Banyaknya rokaat tahajjud yang sudah kita tegakkan? Tidak ada yang salah dengan kuantitas ibadah yang meningkat begitu tajam. Namun demikian, apakah esensi takwa yang dimaksud dalam ayat tersebut?

Merujuk kembali kepada Ramadhan sebagai training center, adalah hal yang terbilang mudah ketika indikator kinerja ibadah tercapai ketika terjadi selama Ramadhan. Namun, akan menjadi lain ketika Ramadhan telah lewat. Seberapa konsisten kita dalam mengarungi sebelas bulan berikutnya? Bolehlah dapat dikatakan jika manifestasi takwa itulah yang kita harapkan berlanjut dalam sebelas bulan berikutnya. Konsistensi dalam menjaga kuantitas dan utamanya kualitas hidup kita, tidak hanya sebatas berpatokan terhadap kualitas ibadah, Inilah esensi Ramadhan, bulan yang menjadi momentum kuntuk membangkitkan kualitas ruhiyah kita yang sangat mungkin kendur di bulan bulan sebelum Ramadhan agar senantiasa terjaga di bulan bulan berikutnya untuk kemudian sampai di Ramadhan tahun berikutnya.