Jejak Para Pendahulu

August 14, 2020 § Leave a comment

Muhammad Mursi telah berpulang. Pun demikian dengan Hasan AlBanna, Sayyid Quthb, Ahmad Yasin, Abdul Aziz Ar Rantisi dan pelbagai tokoh Islam lainnya. Keteladanan dan pengorbanan mereka menjadi telaga inspirasi bagi para penerus.

Hasan AlBanna ditembak, Sayyid Quthb digantung, Ahmad Yasin dihantam rudal, Ar Rantisi dihantam roket. Keyakinan apa yang mendorong mereka semua? Mereka semua telah mempraktikkan ayat

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mukmin diri dan harta benda mereka dengan memberikan surga untuk mereka” (Q.S At Taubah:111)

Telah menjadi sunnatullah perjuangan bahwa pengorbanan adalah keniscayaan. Mursi telah meneruskan jejak para pendahulunya. AlBanna, Quthb, Yasin, dan Rantisi.

Sedih hati ini membaca berita kesyahidannya. Pedih. Betapa lagi lagi ditunjukkan secara kasat mata bahwa ketidakadilan itu nyata. Berapa banyak pemimpin negara yang memiliki kualitas setara Mursi? Anehnya, ia digulingkan! Dipenjara dan disiksa. Semata karena ia seorang mukmin berpengaruh dan pemegang teguh kebenaran.

Selayaknya kita meneladani para pendahulu. Mursi telah meneladankan. Ia adalah seorang pelaku nilai nilai AlQuran, pemimpin berpengaruh, dan seorang ilmuwan. Dan tentu saja seorang presiden terpilih. Menunjukkan komitmen dan keteguhan beliau dalam menempa diri. Juga yang utama adalah memegang teguh kebenaran hingga takdir syahidnya datang.

Generasi Penerus

Jikalau hari ini kita masih muda ataupun sudah berusia lanjut, semoga semangat meneruskan kebaikan dan kebenaran ini terjaga. Karena keteladanan nyata dari para pendahulu adalah pemantik semangat, penyadar nurani, dan penggugah hati yang sering lalai. Menjadi bukti bahwa masih ada para pejuang yang siap meneruskan jejak pengorbanan para pendahulu.

Pesan Buya Hamka ini marilah lekat lekat kita camkan di hati dan pikiran kita,

“Bebanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Tetapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu!”

Where Am I?

You are currently browsing the Pemuda category at Ghulam Robbani's Thought.